
PRODUSEN film Pengin Hijrah, Rendy Gunawanmengatakan tantangan sulit syuting menggunakan pesawat kamera nirawak (drone) di Uzbekistan karena adanya ancaman pidana jika dilakukan secara sembarangan.
“Betul, drone itu agak susah untuk kami bawa. Jadi perlu ada kerja sama dengan operator drone profesional untuk mengoperasikannya di sana,”
kata Rendy, dikutip Rabu (22/10).
Namun, kata Rendy, semua informasi perihal kebutuhan syuting Pengin Hijrah mulai dari teknis perizinan dan lain-lain, sudah diberitahukan oleh salah satu staf Kedutaan Besar RI di Tashkent, Uzbekistan serta Advisor Menteri Pariwisata Uzbekistan Temur Mirzaev (yang juga menjadi aktor di film tersebut) kepada produser, sutradara dan kru saat pertama kali mereka menyurvei tempat syuting di Uzbekistan pada akhir 2023.
“(Semua sudah diinformasikan) termasuk yang tadi drone, lalu ada beberapa take di lokasi-lokasi dingin dan tricky, tricky-nya karena kita berpindah ke banyak lokasi. Misalnya di gunung yang ada es, itu kan agak… buat kami enggak bisa bawa alat banyak-banyak, karena kami naiknya pun ada yang naik 'kereta gantung', ada yang naik bus,” kata Rendy.
Dikutip dari pemberitahuan Kedubes RI di Uzbekistan pada akun Instagram @IndonesiainTashkent, pemerintah Uzbekistan membatasi penggunaan drone dan mengizinkan izin dari instansi terkait.
Tanpa izin, pemilik drone dapat terancam hukuman pidana dan penyerahan.
KBRI Tashkent mengimbau WNI yang berkunjung untuk mematuhi hukum setempat. Untuk situasi darurat, WNI dapat menghubungi Hotline KBRI di +998 90 964 84 80. (Ant/Z-1)

