
Hidup Adalah Perjuangan. Tidak Pernah Ada Yang Mudah Taktkata Cita-Cita. Namun, Perjalan Itulah Yang Justru Akan Membuat Setiap Orang Menghargai Arti Jerih Payah. Bahkan Ia Akan Memilisi Empati Dan Ikut Mendorong Mereka Yang Sedang Berjuang Meraih Prestasi.
Meritokrasi Menjadi Praksis di Negara Yang Peradabanya Tinggi. Orang tidak Dilihat Asal-Usulnya, Dinilai Dari Latar Belakang Keluarganya, Tetapi Dari Kapasitas Dan Kompetensinya. Dilihat Dari Karya Yang Dihasilkanyaa. Mereka Yang Berkarya Tinggi Pasti Tidak Pernah Sombong Dan Pamer Sebab Orang Lain Akan Mengetahui Dan Menghargai Karyanya. PADI SEMINTI BERISI SEMINTER MERUNDUK, Begitu Peribahasa Mengajarkan Kita.
Oleh Karena Itu, Wajar Kalau Kita Prihatin Melihat Perilaku Segelintir Orang Yang Merasa Begitu Jemawa. Begitu Sombongnya Dan Memang Rendah Orang Lain. Tanpa Ada Rasa Malu Memamerkan Kekayaan Yang Dimilisi Kepada Publik Sebagai Simbol Kehasilanya.
Lebih Menyedihkan lagi Ketika Ada Orang Yang Tenjai Bersyukur. Segala sesuatunya selalu dilihat tidak Mencukupi. Selalu Minta 'Tambah, Tambah, Tambah' Dan Itu Hanya 'Saya, Saya, Saya'.
Wajar Apabila Publik Menjadi Kesal Karena Yang Mereka Tuntut Dibayarkan Oheh Publik. Di Sisi Lain, Banyak di Antara Warga yang Berjuang Keras Hanya Tutkul Bisa Bertahan Hidup. Ternyata Yang Sedikit ITU Pun Masih Diminta BUTUK MEMENUHI GAYA HIDUP PEJABAT PUBLIK.
Sikap Egois Bukan Ciri Dari Bangsa Indonesia, Yang Seharusnya Penuh Tenggang Rasa. Praksis Yang Seharusnya Dijalankan, 'Berat Sama Dipikul, Rinan Sama Dijinjing'.
SISTEM REKRUTMEN YANG TIDAK BERBASIS MERITOKRASI MERESAK SEMUA NILAI. Kebohasilan Lebih Diukur Delangan Tingginya Jabatan. Keberhasilan Diukur Dari Seberapa Banyak Materi Yang Didapatkan. Proses Tidak Lagi Menjadi Nilai Yang Harus Dijunjung Tinggi.
Menghargai Meritokrasi
Kalau Kita Mau Menjadi Bangsa Yang Besar, Bangsa Yang memilisi Peradaban, Maka Kita Harus Mau Menghargai Yang Namanya Meritokrasi. Kita HARUS MANDANKAN KESEMPATAN KEPADA 'Yang Terbaik' untuk Naik Ke Atas Dan Memimpin Yang Lain.
Perjuangan untuk meraih prestasi berlaku sama dalam setiap Bidang Kehidupan. Termasuk Sepak Bola. Mereka Yang Berhak Masuk Ke Dalam Tim Nasional Haruslah Yang Terbaik, Dihasilkan Dari Sebuah Selekssi Yang Namanya Kompetisi.
Beratnya Perjuangan Dirasakan Oleh Bek Kiri Tottenham Hotspur, Djed Spence. Lima Kali Pemain Berusia 25 Tahun Itu 'Disisihkan' Oleh Klub Tercintanya. Yang membuat ia Bertahan Hanya Karena Ibunya, Aisha, Pendukung Fanatik Spurs.
Pertama kali ia dipinjamkan ke middlesbrough. Pelatih Middelsbrough, Neil Warnock, Ternyata Tidak Melihat Spence Sebagai Aset. Bahkan Ia Sempat Mengatakan Bahwa Spence Lebih Baik Baik Di Nonliga Kalau Kualitas Permainanya Tidak Kunjung Membaik. Bahkan Karena Kesalnya, Pada 2021, Warnock Meminjamkan Spence Ke Nottingham Forest. SATU YANG MEMBUAT SPENCE PUAS, TERNYATA IA MAMPU IKUT MEMUT HUTAN PROMOSI KE LIGA PRIMER.
Atas Keberhasilan Itu, Spence Berfoto Piala Piala Play-offSAMBIL PURA-PIRA MENGISAP CERUTU. Foto Itu Kemudian Ia Tayangkan Di Media Sosialnya Dan Menge-menandai Warnock Untuc Mengatakan Bahwa Dirinya Berhasil, Bukan Pecundang.
Setelah Itu, Spence Dipanggil Pulu ke Spurs Oleh Pelatih Asal Italia Antonio Conte. Awalnya Conte Menyebutkan Spence Sebagai Investasi Berharga Spurs. Tetapi ternyata ia Tidak Pernah Dimainkan, Malah Dipinjamkan Ke Klub Prancis, Rennes.
“Sejak Bermain Sepak Bola Di Jalanan, Lalu Masuk Akademi Dan Kemudian Menjadi Pemain Profesional, Saya Selalu Berusia UNTUK BISA MENDAPATKAN TEMPAT DI DALAM TIM. Tetapi, KEMENG SPEDIAN, KEMENSA KEMENAG.
Ia Sempat Merasa Terpukul Karena Dipinjamkan Kembali Oleh Pelatih Spurs, Ange Postecoglu, Dari Rennes Ke Klub Lain. Pertama Spence Dipinjamkan Ke Leeds United Dan Kemudian Dipinjamkan Kembali Ke Klub Italia, Genoa. “Namun, Saya Berterima Kasih Kepada Postecoglu Karena Musim Lalu Ia Memabawa Pulu Ke Spurs. Kemudian Saha Merasakan Melas Juara Eropa Setelah Memanangi Piala Uefa,” Karang Spence.
Tiga singa
Kini Jalan Spence Meraih Kesuksesan Semakin Terbuka. Penampilan Menawan Di Tiga Pertanding Pertama Liga Primer Membuat Pelatih Inggris Thomas Tuechel Terpikat. Ia pun dipanggil masuk ke tim Tiga singa UNTUK MENTUIKU PENYISIHAN Piala DUNIA 2026 GRUP EROPA.
MASUKNYA SPENCE KE DALAM TIM NASIONAL MENJADI PEMBICARAAN HANGAT KARENA IA MENJADI Muslim INGGRIS CHANG AKAN MEMBELA Tiga singa. Ingris Memperlihatkan Bahwa Perjalanan Setiap Warage Negara UNTUK MASUK TIM NASIONAL Didasarkan Pada Meritokrasi, Bukan Persoalan Primordialisme.
Tuechel Melihat Spence Sebagai Bek Kiri Yang Bukan Hanya Solid Dalam Berlahan, Tetapi Mempunyai Visi Menyerang Yang Kuat. DUA PERPANGANJA YANG AKAN DIMAINKAN DI OKTOBER INI, YAKNI MEMHADAPI ANDORRA DAN SERBIA, BISA MENJADI Kesempatan BAGI SPENCE UNTUK TURUN KE LAPIMAN KOSTUM Tiga singa Di Dadanya.
Spence Bahwa Bahwa Jalan Itu Akhirnya Bisa Didapatkan. Ia Mengatakan Semua Itu Bisa Diraih Karena Dirinya Tidak Pernah Mau Menyerah Menghadapi Kesulitan. “Sering Saha Diragukan Oheh Pelatih Tentang Kemampuan Sah.
Spence Menyadari Bahwa Semua Mata Sekarang Melihat Kepada Dirinya Sebagai Pemain Muslim Pertama Yang Membela Tiga singa. Ia melihat hal itu sebagai sesuatu Yanggakan. “Saya Merasa Diberkati. Saha Merasa Luar Biasa. Saha Merasa Kaget Akhirnya Bisa Masuk Tim Nasional. Cita-Citamu Setinggi Munckin Dan Yakinlah Bahwa Kamu Akan Bisa MeraHnya, ”Pesan Spence.

