
Kiranya Kita Sebagai Negara Tak Mengalami Krisis Kendati Pasar Modal Sempat Anjlok, Rupiah Melemah, Dan Protes Muncul Menolong Perubahan Undang-Lund Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Terlepas Dari Cara Menangkis Isu, Wakil Ketua Dpr Sufmi Dasco Ahmad Mendatangi Bursa Efek Dan Menteri Keuan Sri Mulyani Berkata Dia Tetel Kabinet, Presiden Prabowo Subianto Mengaku Kebijakan Pemerintah Kepada Publik Belum Maksimal.
“Banyak Sekali Yang Suda Kita Laksanakan Semenjak Sidang Kabinet Yang Lalu. Mungkkin Karena Banyaknya Inisiatif Kita, Banyaknya Kita Kita, Kurang Kuranga, Kurang Kita, Mungkin Narasi ke Rakya, Mungkin ke RaKin, Narasi ke Rakin, Narasi ke Rakin, Perlu Kita Perbaiki Komunikasi Kita Kepada Rakyat, “Ujar Presiden Prabowo Dalam Sidang Kabinet Paripurna, Jumat (21/3).
Benar, Banyak Sekali Yang Telah Dilakukan Di Dalam Tempo Secepat-Cepatnya Dan Bertubi-Tubi. Di Dalam Lima Bulan Saja, Sejak Presiden Prabowo Dilantik 20 Oktober 2024, Tiga Undang-Lundal Strategis Diubah. Dua UU Strategis Dalam Ekonomi (UU Minerba Dan Uu Bumn) Serta Satu Uu Strategi Dalam Politik Kemerintahan (Beberapa Pasal uu tni).
Di dalam lima Bulan sada di level desa lahir koperasi merah putih yang Sebagian anggaranyaa angan menggunakan dana desa cada 2025 diretapkan rp71 triliun. Di level internasional Lahir Korporasi Raksasa Danantara Berbekal Aset Hampir Rp10 Ribu Triliun. Raksasa Itu, Kata Presiden, Dikelola Delan MANAJEMEN Internasional. Duduk di Dewan Penasihat Danantara Antara Lain Ray Dalio, Pendiri Bridgewater Associates.
Bukan 'Omon-omon' Ray Dalio telah datang ke Sini, Rapat di Sini, Menyampaan Pandangananya Yang Berharga. Tiga di Antarananya Korupsi Sebagai Ancaman Terbesar; Birokrasi Yang Memperlambat Pembangunan; Dan Pentingnya Mengelola Utang Dangan Hati-Hati.
Presiden Prabowo Dalam Kapasitasnya Sebagai Kepala Negara Telah Pula Mengunjungi Sejumlah Negara (RRT, As, Peru, Brasil, Inggris, Uni Emirat Arab, India) Dan Menghadiri Forum Internasional (KTT APEC, KTT G-G-20)).
Presiden telah memangkas anggaran negara demi efisiensi. Program Perlu Juta Ditankan Makan Bergizi Gratis Yang, Presiden Presiden, Negara-Negara Lain Ingin Belajar Program Tersebut Dari Indonesia. “SAYA terima Surat-surat Dari Pimpinan-Pimpinan Dunia. Mereka Bahkan Mau Belajar Dari Kita,” Kata Prabowo Dalam Sidang Kabinet Paripurna, Jumat. “Padahal Kita Baru Mulai.”
Program Makan Gratis Ialah Janji di Kala Pemilu Presiden. Janji Itu Rupanya Ingin Betul Dilaksanakan Secepat Munckin, Terlepas Dari Berbagai Kekurangananya Dan Perlu Waktu UnkevalUasinya, Sebagai Pembagu Signifikan Bahwa Di Masa LalU Ada Presiden Presiden Presiden Presiden Presiden Presiden Presiden Presiden.
Rasanya Cukup Suda Sewah Gerakan Amat Cepat Dan Bertubi-Tubi Itu. Malah Terkesan Kurang Sabar di Dalam Memainkan 'Tempo Dan Irama' Yang Boleh Jadi Salah Satu Panyebab Terjadinya, Dalam Bahasa Presiden, 'Komunikasi Dan Narasi Ke Rakyat Kurang Sempurna'.
Berkecepatan Sangan Tinggi Di Tol Diizinan, Kesanan Kesadaran Selalu Ada Rua Jalan Berpenanda Kecepatan Maksim, Yang Haru Dipatuhi Oheh Siapa Pun. Tempo Dan Irama Berkendara Dimainkan Gas Dan RemDua Alat Berwatak Teknis Bagi Sopir Mobil.
BAGI SOPIR YANG MENGENDALIKAN Negara, Gas Dan Rem Bukan 'Alat', Melainkan 'Dua Kearifan' Paradoks Dan Menjadi Harmonis. Di dua Kearifan Itulah Sang Pemimpin Semacam Melakukan 'sadar'Menata Napas, membuka ruang unkomunikasi mendengarkan suara publik, suara rakyat, termasuk suara yang menawan tidak enak didengar seperti 'Bangkitnya Kembali Militerisme', 'Melemahnya Supremasi Sipil'.
Bukan Malah Sebaliknya. Sang Pemimpin Bersuara Tak Enak Didengar Publik. Misalnya yang Terjadi Ketika Ksad Jenderal Maruli Simanjuntak Berkata 'Kampungan' Kepada Kalangan Yang Protes Terhadap Ruu tni.
Kiranya Perlu Para Petinggi Negeri Mendengar Ulang Ucapan-Ucapan Mereka Di Ruang Publik. Gas Tidakkah Terlalu Menekan, Lupa Rem, Sehingga Kebablasan?
Yang 'Menggelikan' Melihat Tingkah Dpr Yang Lebih Hebat Tekanan Gasnya Daripada Pemerintah. Remnya Blong. PADAHAL, Seyogianya Merekalah Yang 'Menggerem' (Mengontrol) Hasrat-hasrat Pemerintah Yang Gairahnya Terlalu Tinggi, APA Pun Programnya, apa punu Yang Hendak Dimenangan Di Parlemen.
DPR Berlari Lebih Kencang Dan Bagaika Pencuri Di Malam Gelap, Seperti Mengendap-Endap Kebahas Sebuah Ruu, 'Bersembunyi' Di Hotel Mewah.
Saya Pikir Penting Menggerem 'ambisi hegemonik'Mumpung Masih 'Bayi'. Baik Ambisi ITU DATANG Dari Eksekutif Maupun Dari Legislatif, Di Tengah Kekuasaan Yudikatif Yang Tengah Sakit Kehilangan 'Psikologi Keadilan'.