
Biro Pemberitaan Parlemen Setjen DPR RI Bekera Sama Sama Media Indonesia Institute Menggelar Penanganan media Pelatihan Dan Branding Strategi di era disrupsi Digital Di Harris Hotel, Jakarta, Rabu (19/3).
Pelatihan Kali ini Menghadirkan Direktur Pemberitaan Media Indonesia Abdul Kohar Sebawai Pembicara Yang Yang Tentang Media Dan Bagaimana Cara Mengakrabinya. Menuru Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Setjen DPR RI Indra PahleviPelatihan Bersama Mi Institute ini ini merupakan yang Kedua Kalinya.
Kali Ini Pelatihan Tentang Menangani Media Diperlukan untuk Meningkatkan Kapasitas Redaktur Media Cetak, Online, TV, Radio, Dan Media Sosial, Parlemen Media Serta Analis. “Teman-Teman di Tim Newsroom, Kita Udah Bentuk Newsroom Ini Beberapa Waktu Yang Lalu Dan Terusa Berusia Unkatkan Kapasitasnya Walaupun Sebelumnya Temanial, Media Sinial, Media Sinial, Karaali Sinial, Karaali Sinial, Karaali Sinia, Radio.
Kerja Sama
Indra Mengungkapkan Dalam Era Digital Yangin Semakin Berkembang Pesat, Hubungan Yang Baik Antara Institusi Media Merupakan Sebuah Kebutuhan Yang Tidak Dapat Diabaikan. Sebagai Biro Pemberitaan Parlemen, Pihaknya Memiliki TuGas Utama untuk Menyampaikan Informasi Parlemen Kepada Masyarakat Gangan Akurat, Transparan, Dan Menarik.
“OLEH Karena Itu Penting Bagi Kita Untuce Memilisi Strategi yang Tepat Dalam Menjalin Hubitu Media Agar Pemberlitaan Tene Parlemen Semakin KrediBel Dan Berkualitas. Publik, Apalagi Jika Ada Krisis Kita Sebut, Di Lingkup DPR, ITU MEMANG SEMANGIN TIDAK MUDAH UNTUK KITA BABAIMANA Mendeliver Informasi, “Katananya.
“Melalui Pelatihan Ini Kita Akan Membahas Bagaimana Cara Mengakrabkan Media Dengan.
Menghadapi tantangan
Lebih Lanjut, Indra Mengungkapkan Tantangan Yang Dihadapi Saat Ini Adalah Bagaimana Membangun Dan Memperuat Branding Institusi Di Tengah Era Distribusi Digital. Dalam era ini identitas dan citra Sebuah Institusi Diperoleh Dari Bagaimana ia Berkomunikasi Delangan Publik Melalui Berbagii Platform, Baik Media Konvensional Maupun Media Digital.
“Branding Bukan Hanya Soal Logo Atau Tagline, Tetapi Bagaimana Masyarakat Memandang Dan Memperayai Lembaga Kita. Ini Pr Besar Kita Dari Tahun Ke Tahun Ya. Inovatif, Dan Adaptif Terhadap Perubahan Zaman, “Pungkasnya.
Pada Kesempatan Itu, Kohar Menjelaskan Bagaimana Bergaul Delangan Wartawan. Senior Sebagai Wartawan, Kohar Menjelaskan Bagaimana Biro Pemberitaan Parlemen Setjen Dpr Ri UnkUk Menjalin Relasi Delangan Wartawan.
IA Menjelaskan Biro Pemberitaan Parlemen Harus Mengenali Kebutuhan Wartawan di Lingkup DPR AKAN INFORMASI Yang Benar, Lengkap, Dan Berbasis Data.
“Informasinya Yang Menjelaskan Atau Mengklarifikasi Suatu Isu. Ketka Wartawan Membutuhkan Informasi Yang Lengkap, Berikan Dan Sampaiikan. Jadi, Parlemen Karena Jadimal Jadimen Jadi Rujukan Media, Mkanking, Jadimen, Jadimen, Jadimen, Jadimen, Jadimen, Jadimen, Jadimen, Jadimen, Jadimen Jadi, Jadimen Jadi, Tahu Munckin Ada Wartawan Yang mem, Keterbatasan, Maka Tugas Biro Pemberitaan Parlemen Menjernihkan, “Kata Kohar.
Respon Cepat
Kohar Mengatakan Biro Pemberitaan Parlemen Perlu Merespon Cepat Peranya AtaU Permohonan Wawancara Dari Wartawan Ketika Ada Isu Yang Yang Membutuhkan Klarifikasi. IA Mengatakan Media Massa Yang Tunduk Pada Kode Etik Jurnalistik Akan Membutuhkan Jawaban Atau Klarifikasi Dari Sebuah Isu Yang Berkembang.
Selanjutnya, Kohar Mengatakan Perlunya Mengutamakan Wartawan Dari Media Yang Terverikasi Dewan Pers Tanpa Meninggung Wartawan Dari Media Yang Tidak Jela. IA Mengatakan Media Yang Terverikasi Perlu Diberi Perhatian Lebih Dan Menjalin Hubungan Yang Erat Dalam Hal Pemberitaan.
“Mengapa Perlu Anggota Priorotas Kepada Media Yang Terverikasi Atau Suda Jela Seheingga Kita Akan Lebih Memantain Ketika Ada Isu Yang Perlu Unklarifikasi. Ketika Krisis Adais ITUPANU MEJANUSI. Apalagi Suda Akrab.
LEBIH LANJUT, KOHAR BUGA BEMAPOKAN TENTANG BAGAIMANA MERYIAPKAN PIMPINAN BERBICARA DI DEPAN WARTawan. Ia Mengatakan Pimpinan Perlu Diberi Arahan Tentang Media Yang Hadir Dan Fokus Pada Tema Yang Dibahas. Selain Itu, Perlu Mengingatkan Pimpinan Agar Tidak Terpancing Emosi Atas Pertanya Atau Desakan Media.
“Respons Isu Sesuai Klarifikasi. Kalau Darurat Jangan didiamkan. Kalau didiamkan Akan Menjadi Isu Liar Yang Potensial Tidak Bisa Dikendalikan,” Tutupnya. (FAJ/P-3)