
Anggota komisi vi dpr ri, Rachmat GobelMeminta Pemerintah Membentuk Satuan Gugus Tugas (gugus tugas) unkulisik dan menari solusi komprehensif Terhadap Permasalanahan tutupnya Sejumlah Pabrik Tekstil Dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawan di Banyak Industri. “Perlu analisa Menyeluruh Dan Solusi Menyeluruh. Ini bukan semata masalah kecenderunganGlobal TAPI ADA BANYAK FAKTOR PERYEBAB LAINYA. Hentikan Menyalahkan Tingginya Pohon. Ada Banyak Cara untuk Bisa Memetik Buah, ”Katananya, Rabu (5/3).
Gobel Menyampaikan hal itu menanggapi badai tutupnya Banyak Pabrik Tekstil di Bandung Dan Disusul Tutupnya Raksasa Tekstil Sritex Di Sukoharjo. Selain Itu, Ragu Terjadi Banjir Phk Di Sejumlah Perausahaan Seperti Sanken Dan Yamaha Musik. Musik Bahkan Yamaha MUGA Diberitakan Menutup Dua Divisi Pabriknya. Fenomena ini merupakan rangkaian dari proses deindustrialisi di indonesia dalam satu dekade ini. “Ini Perlu Penyelidikan Menyeluruh. Pasti Ada Yang Salah Pada Kita, Karena Negara Seperti Vietnam Justru Tumbuh Angengan Mengesannan, ”Katananya.
Di era Globalisasi ini, Kata Gobel, investor sangat Muda memindahkan Dananya Ke Negara Yang Lebih Kondusif Untukur Berbisnis. Investor Tersebut, Katananya, investor Tak Mesti Asing Tapi Juta Investor Dalam Negeri. “Jika Kepastian Hukum, Kebijakan Fiskal, Kemudahan Perizinan, Dan Masalah Perburuhan Tenjak Mendukung Maka Lebih Baik NEMINDAHKAN PUBRIKYA KE Negara Lain, Lalu Barangnya Dijual Ke Indononeia. Apalagi PENYELUNDUPAN DI INDONESIA DEMIKIAN MUurat Dan Marak. Negara-negara lain pun anggota Kemudahan Pajak untuk Bisa Mengekekspor Barang Industri. Nah, Karena Indonesia Negara Berpenduduk Besar Dan Muda Ditembus Maka Indonesia Menjadi Target Pasar Yang Empuk, ”Katananya.
Karena Itu Gobel Meminta Agar Task Force Tersebut Beranggotakan Dari Lintas Kementerian Dan Lembaga. “Tak Boleh Lagi Ada Ego Sektororal. Semua Yang Terkait Haru Dilibatkan, ”Katananya. SEBAGAI INDUSTRIIS, KATANYA, IA Menilai KEMENTERIAN PERINGIDURIA SERING HAJADI PIHAK YANG Dikalahkan OLEH KEMENTERIAN PERDAGIGAN, KEMENTERIAN KEUIGAN, MAUPUN KEMENTERIAN Investasi. “Tak Heran Jika Kemudian Terjadi Deindustrialisi. Membangun Industri memang lebih rumit Dan Hasilnya Butuh Proses. TAPI UJUNGNYA JUSTRU INDUSTRI LEBIH MENGUNTUMKAN DAN MENGUATKAN BANGSA DAN NEGARA, ”Katananya. Pertarungan Antara Sisi Industri Dan Perdagangan Ini, Katananya, Sadiah Terjadi Sejak Indonesia Baru Merdeka.
Industrialisasi, Kata Gobel, Memiliki Efek Berantai Daripada Sekadar Prajadi Importir Dan Berdagang Belaka. “Dalam Industrialisi Itu Ada Penyerapan Tenaga Kerja Yang Besar, Ada Proses Alih Teknologi, Ada Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia, Memiliki Efek Berantai Lahirnya Industri Pendukung, Lahirnya Fisik Barangnya ada di Indonesia, ”Katanya.
GOBEL RUGA MENGINGATKAN BAHWA INDONESIA TELAH MEMILIKI HUKUM OMNIBUS, YALU UU CIPTA KERJA, Yang Memberikan Kemudahan untuk Investasi Dan Mendorong Naiknya Ekspor. “Tapi Yang Terjadi Justru Badai Phk Dan Tutupnya Pabrik Serta Deindustrialisasi. Ini berarti ada ketidakmampuan semerintah dalam Mengimplementasikan undang-lund tersebut, ”Katananya.
Khusus TUKU KASUS SRITEX, Kata Gobel, Pemerintah Perlu Melakukan Penyelidikan Khusus. “Utangnya Jauh Melebihi Asetnya, Bahkan Hampir Dua Kali Lipatnya. Pemerintah Jangan Cuma Berpatokan Pada Putusan Pengadilan Niaga, Tapi Haru Mendapat Pemahaman Yang Mendapat Yang Mendapat Melakukan Investigasi Khusus. Jika Berlalu Begitu Saja, Ke Depan Bisa Terjadi PaBrik-Pabrik Lain. Mencarikan Lapangan Kerja TUKU 10 Ribu Orang Lebih Apalagi Di Kota Kecil Itu Tentu Tidak Gampang. Ini Bukan Soal Sederhana. Ini Myangkut Ribuan Nasib Warak Kita, ”Katananya.
“Tidak Ada Negara Maja Yang Tak Kuat Industri. Hanya dergan parahadi negara industri maka negara tersebut bisa disebut sebagai negara maju. Apakah Indonesia Akan Terus Mengandalkan Kekuatnya Pada Berdagang Sumberdaya Alam? KanTidak, ”Kata Gobel.
Kembali Keal Banjir Phk Dan Deindustrialisi, Gobel Mengatakan, “Jadi Apa Inti Masalahnya? Masa Ada Batik Harganya CUMA RP50 Ribu. Konkret. (RO/P-4)

