
Wayang Kulit Purwa Adalah Salah Satu Bentuk Kesenian Tradisional Indonesia Yang Menggunakan Boneka Bayangan (Walikang Kulit) Yang Dimainkan Oleh Seorang Dalang Di Balik Layar Putih Gangan Cahaya Lampu Atau Blencong.
Wayang ini Berasal Dari Jawa, Khususnya Berkembang Di Daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, Dan Jawa Timur.
Purwa Dalam Bahasa Jawa Berarti Kuno Atau Asli, Sehingga Wayang Kulit Purwa Mengacu Pada Wayang Yang Mahabharata Dan Ramayana Ceri.
Ciri-Ciri Wayang Kulit Purwa
- Terbuat Dari Kulit Kerbau Atau Sapi Yang Diukir Delan Detail.
- Memilisi Tokoh-Tokoh Utama Dari Epos Mahabharata Dan Ramayana.
- Dipertunjukkan Gelan Gamelan Iringan Dan Suluk (Nyanyian Dalang).
- Dalang Memahat Peran Utama Sebagai Pencerita, Penggerak Wayang, Dan Pengatur Jalannya Pertunjukan.
- Mengandung Nilai-Nilai Moral, Spiritual, Dan Pendidikan Karakster.
Wayang Kulit Purwa Merupakan Salah Satu Seni Pertunjukan Tertua Di Indonesia Yang Memilisi Nilai Historis, Filosofis, Dan Religius Yangang Tinggi.
Seni ini Berkembang Terutama Di Jawa Tengah, Yogyakarta, Dan Jawa Timur, Serta Telah Diakui Oleh UNESCO SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAKBENDA DUNIA (2003).
Asal-Usul Wayang Kulit Purwa
Wayang Kulit Purwa Diduga Berasal Dari Kebudayaan Asli Nusantara Yang Kemudian Mendapat Pengaruh Dari Kebudayaan Hindu Dan Buddha.
Kata “Wayang” Berasal Dari Bahasa Jawa Yang Berarti “Bayangan”, Sedangkan “Purwa” Berarti “Awal” Atau “Kuno”.
Beberapa Teori Asal-Usul Wayang Kulit Purwa:
1. Teori Asli Nusantara
- Wayang Berkembang Sejak Zaman Kerajaan Kuno, Seperti Kerajaan Kutai Dan Mataram Kuno (Abad Ke-8 M).
- Digunakan Sebagai Media Upacara Adat Dan Penyebaran Ajaran Leluhur.
2. Teori Pengaruh Hindu-India
- Pada Abad Ke-10, Kisa Mahabharata Dan Ramayana Diperkenalkan Ke Jawa Oheh Pendeta Hindu Dari India.
- Cerita Epos Ini Kemudi Diadaptasi Dalam Pertunjuan Wayang Gelangan Karakster Yang Lebih Lokal.
3. Teori Pengaruh Islam
- PADA ABAD KE-15 HINGGA 16, SUNAN KALIJAGA (Salah Satu Wali Songo) Menggunakan Wayang Sebagai Media Dakwah Islam.
- Gambar Wayan Dibuat Datas dan Berlubang UNTUK Menghindari Larah Menggambar Makhluk Hidup Secara Utuh Dalam Islam.
Perkembangan Wayang Kulit Purwa
- Zaman Hindu-Buddha: Media Penyebaran Ajaran Hindu, Bercerita Tentang Mahabharata Dan Ramayana.
- Zaman Islam: Sunan Kalijaga Menyempurnakan Bentuk Wayang Agar Lebih Sesuai Gangan Nilai-Nilai Islam.
- Zaman Kolonial Belanda: Wuku Tetap Bertahan Dan Berkembang Delan Masuknya Ceriita-Cerita Lokal.
- Zaman Modern: Wayang Menjadi Bagian Dari Budaya Nasional Dan Sering Dipentaska Dalam Berbagai Acara Besar.
Nilai Dan Makna Wayang Kulit Purwa
- Mengandung Nilai Moral Dan Pendidikan
- Simbol Perlawanan Antara Kebaanika Dan Kejahatan
- Media Dakwah Dan Hiburan Masyarakat
- Mencermivink Filosofi Kehidupan Dan Kepercayaan Masyarakat Jawa
Walikang Kulit Purwa Bukan Hanya Seni Pertunjukan, Tetapi BUGA WARISAN BUDAYA Yang Kaya AKAN NILAI KEHIDUPAN DAN SEJARAH PANJANG NUSANTARA.
BerIKUT TOKOH-TOKOH Utama Wayang Kulit Purwa
Wayang Kulit Purwa Banyak Mengadaptasi Kisa Mahabharata Dan Ramayana Yang Diwarnai Oleh Tokoh-Tokoh Heroik, Bijaksana, Hingga Tokoh Jahat.
1. Tokoh Dalam Kisa Mahabharata
Pandawa Lima (Tokoh Protagonis)
Kelima Bersaudara Ini Adalah Keturunan Raja Pandu Dan Sering Digambitan Sebagai Ksatria Yang Berbudi Luhur.
- Yudhistira (Puntadewa): Bijaksana, Jujur, Pemimpin Pandawa
- Bima (Werkudara): Kuat, Berani, Setia
- Arjuna: Tampan, Sakti, Ahli Panah
- Nakula & Sadewa: Kembar Yang Cerdas, Ahli Strategi
Kurawa (Tokoh Antagonis)
Kelompok Ini Berjumlah 100 Bersaudara, Dipimpin Oleh Duryodana (Suyudana). Mereka Terkenal Licik Dan Selalu Ingin Merebut Kerajaan Dari Pandawa.
Tokoh Bijaksana Dan Dewa
- Batara Guru: Raja Para Dewa (Versi Hindu: Siwa)
- Batara Narada: penasehat para dewa
- Kresna: Dewa Sekaligus Penasihat Pandawa
2. Tokoh Dalam Kisa Ramayana
Tokoh Utama
- Rama: Pangeran Ayodhya Yang Bijaksana
- Shinta: Istri Rama Yang Diculik Rahwana
- Laksmana: Adik Rama, Ksatria Setia
- Hanoman: Kera Putih Sakti Yang Membantu Rama
Tokoh Antagonis
- Rahwana: Raja Alengka, Menculik Shinta
- Indrajit: anak Rahwana Yang Sakti
3. Tokoh Unik Dalam Wayang Kulit Jawa
Selain Tokoh Dari Mahabharata Dan Ramayana, Dalam Wayang Kulit Purwa Ada Tokoh Khas Jawa Seperti:
- Semar, Gareng, Petruk, Bagong: Tokoh Punaakawan (Penasihat Dan Penghibur)
- Togog & Mbilung: Punaakawan Versi Kurawa
Tokoh-Tokoh Dalam Walikang Ini Tidak Hanya Sebagai Hiburan, Tetapi MuGA Menyampaikan Pesan Moral, Filosofi Kehidupan, Dan Ajaran Kebijaksaan Dalam Budaya Jawa.
BerIKUT TEKNIK PEMENSAN DAN DALANG WAYANG KULIT PURWA
Pertunjuan wayang kulit PURWA MERUPAKAN PEMENTASAN KHAS KHAS MEMILIKI TEKNIK PEMENTASAN, DANGAN DALANG SEBAGAI TOKOH Utama Yang Mengendalikan Jalannya Cerita.
Teknik Pementasan Wayang Kulit Purwa
1, Persiapan Panggung (Kelir Dan Blencong)
- Walikang Dimainkan di Balik Kelir (Layar Putih), Pencahayaan Dari Blencong (Lampu Minyak) sebelum perkiptaan Efek Bayangan.
2. Dalang Sebagai Pengatur Cerita
- Dalang Memainkan Wayang, Mengataur Suara, Dan Memandu Alur Cerita.
3. Iringan Gamelan Dan Sinden
- Musik Gamelan Mengiringi Jalannya Pertunjukan.
- Sinden (Penyanyi Perempuan) Dan Waranggana Melantunkan Tembang Jawa untuk menampah SUASANA.
4. S Struktur Pementasan
Dibagi Menjadi Tiga Bagian Utama:
- Pendahuluan (Jejeran): Pembukaan Dan Pengenalan Tokoh.
- Perengahan (Perang Gagal Dan Perang Besar): Konflik Antara Kebaanekan Dan Kejahatan.
- Akhir (Tancep Kayon): Cerita Penyelesian, Ditandai Gelanang Gunungan.
Peran Dan Fungsi Dalang Dalam Wayang Kulit
Dalang Adalah Tokoh Utama Dalam Pementasan Wayang, Memiliki Peran Penting Sebagai:
- Pencerita: Dialog Menghidupkan Dan Narasi Cerita.
- Penggerak Wayang: Mengendalikan Lebih Dari 10 Wayang Sekaligus.
- Pengatur Irama Musik: Anggota ABA-ABA KEPADA PENGRAWIT GAMELAN.
- Moral Penyampai Nilai: Menyisipkan nashat Dalam Ceriita.
Wayang Kulit Purwa Tidak Hanya Hiburan, Tetapi Media Media Pendidikan Dan Penyebaran Nilai Budaya Serta Ajaran Moral Dalam Kehidupan Masyarakat Jawa.
Kesimpulan
Jadi, Wayan Kulit Purwa Bukan Hanya Sekadar Hiburan, Tetapi BUGA SEBAGAI Media Pendidikan, Moral Ajaran Penyebaran, Dan Simbol Budaya Jawa. (Z-4)